082311771819 yppm.maluku@gmail.com
Kebaktian Natal AMGPM Masohi : Pemuda Harus Rendah Hati

Kebaktian Natal AMGPM Masohi : Pemuda Harus Rendah Hati

Ambon, JW.–Pemuda harus menjadi tonggak dari sebuah perubahan hidup yang rendah hati dan setia mengikuti sosok kehidupan Yesus. Anak muda harus menjadi teladan dalam kehidupan bersama.

Hal tersebut dikemukakan oleh Pendeta Yan Pattiasina dalam perayaan Natal yang diselenggarakan Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Cabang Zebaoth Daerah Masohi, 7 Desember 2021 di Gedung Gereja Bethesda Masohi. Perayaan Natal dihadiri oleh anggota AMGPM Masohi dan perwakilan tokoh atau pengurus gereja di wilayah Masohi.

Kebaktian Natal yang dilayani oleh Pdt. Yan Pattiasina ini mengusung tema “Merayakan Natal dengan Rendah Hati Dan Setia” yang merupakan tema besar dari tema Natal di lingkungan Geraja Protestan Maluku.

Pdt. Yan Pattiasina juga meminta agar warga gereja merayakan Natal dengan ucapan syukur sebagai wujud kasih setia Allah yang telah menyelamatkan dari ancaman pandemi Covid-19.

“Mari membangun kesadaran dan menumbuhkan spirit melayani dengan rendah hati dan Berbela rasa sebagai wujud keprihatinan terhadap sesama meneladani sosok Yesus Kristus,” kata Pdt Yan Pattiasina.

Dalam acara seremonial disampaikan pesan dan kesan Natal Dari Ketua AMGPM Cabang Zebaoth, Bung Harlyn Sahulata, Ketua Bidang III AMGPM Daerah Masohi, Pdt. Fero Pattipeilohy dan PHM Jemaat GPM Masohi, yang diwakili Sekretaris Jemaat, Penatua J. Wattimena.

Kebaktian Natal juga dimeriahkan dengan aksi foto bersama pada stand photo booth yang disediakan serta penampilan Tarian Natal oleh Remaja sektor Mahanaim, Vocal Group Pengurus Cabang dan Solois Pengurus Ranting Tiberias Nn. Elsa Patty.

 

Suasana perayaan Natal yang diselenggarakan Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Cabang Zebaoth Daerah Masohi, 7 Desember 2021 di Gedung Gereja Bethesda Masohi, Maluku Tengah. (Harlyn Sahulata/Pewarta warga)

 

Penulis: Harlyn Sahulata (Pewarta warga)

Edukasi Masyarakat Melalui Pameran Sampah Plastik.

Edukasi Masyarakat Melalui Pameran Sampah Plastik.

Keterangan : Sampah-sampah pastik digantung di rumah Joe Manuhua, dalam kegiatan Pameran Sampah Plastik, 24-30 November 2021. (Muhammad Abubakar Fauzi Difinubun)

AMBON,JW.–Tidak seperti hari biasanya, pekarangan miliki Joe Manuhuwa Silooy penuh dengan sampah yang ditata apik. Ada tirai warna warnai berbahan tutup botol plastik di bagian depan. Ada pula gelas plastik bekas minuman yang ia gantung.

Hari itu, Minggu 29 November 2021, rumah Joe-begitu ia biasa dipanggil, jadi ruang pamer sampah-sampah. Selain pameran, hari itu juga ada diskusi yang diselenggarakan Beta Bank Sampah Maluku yang mengusung tema ‘Milenial Peduli Lingkungan’.

“Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya edukasi, mengadvokasi dan memberikan motivasi kepada masyarakat terkait dengan peduli lingkungan yang berawal dari kebiasaan membuang sampah sembarangan,” kata George Manuhua, Direktur Beta Bank Sampah Maluku.

Pameran sampah plastik berlangsung pada 24-30 November 2021. Joe memungut sampah-sampah tersebut di sekitar rumahnya di Negeri Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon, dan beberapa lokasi lain di Kota Ambon.

Ia mencatat, ada 9.046 sampah plastik yang digunakan untuk pameran. Terdiri dari 1.634 sampah botol kemasan, 3.200 Sampah gelas air minum kemasan, 4.212 sampah penutup botol, dan beraneka sampah plastik lainnya.

Pria 37 tahun, itu melibatkan pemuda di sekitar domisilinya untuk berpartisipasi menyukseskan kegiatan tersebut. Mereka membutuhkan 37 hari untuk menyiapkan pameran.

“Ribuan sampah plastik ini tidak harus berakhir hanya di tempat sampah,”imbuh Joe.

Jamez Pakniany, pendiri Komunitas Rumah Bawa Perubahan (BAPER), yang hadir sebagai narasumber dialog, mengajak masyarakat terutama anak muda untuk menjaga lingkungan.

“Dengan adanya kegitaan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat Maluku, lebih khusus bagi generasi-generasi penerus agar bisa belajar tentang alam,”katanya.

Sementara, menurut Teria Stefani Sahuteru, Founder Moluccas Coastal Care (MCC), perlu adanya kerja sama antara komunitas-komunitas peduli lingkungan dengan pemerintah serta masyarakat.

“Perlu restorasi dan peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui pendidikan publik, advokasi perubahan gaya hidup, dan perbaikan perencanaan komunitas,”jelasnya. (*)

 

Penulis : Soleman Pelu (JW Ambon)

14 Disabilitas dan Lansia Lakukan Vaksinasi di Kantor HWDI

14 Disabilitas dan Lansia Lakukan Vaksinasi di Kantor HWDI

AMBON,JW. – Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Provinsi Maluku bekerja sama dengan Puskesmas Karang Panjang mengadakan vaksin bagi penyandang disabilitas dan lanjut usia. Kegiatan berlangsung di kantor HWDI Maluku, Jalan Rijali No. 9, Ambon, Rabu (27/10/2021).

Menurut dokter dari Puskesmas Karang Panjang, dr Lies Ester jenis vaksin yang dipakai adalah Sinovac untuk dosis pertama. Sedang tenaga medis yang membantu pelaksanaan vaksin berasal dari puskesmas serta beberapa suster dari Rumah Sakit Valentine Maluku.

Vaksinasi untuk penyandang disabilitas dan lansia di kantor HWDI diikuti sekitar 14 orang. “Harusnya yang ikut lebih banyak, tapi ada yang berhalangan karena sakit sehingga tidak bisa hadir untuk mengikuti acara vaksin tersebut,” kata Lies Ester.

Sartje Tuarissa, salah satu penyandang disabilitas mengaku, sempat kwathir saat hendak divaksin. Bahkan tensinya naik menjadi 150/80. Namun, setelah mendapat penjelasan akhirnya bisa berlangsung aman. “Saya takut, jadi darah saya naik tiba-tiba,”ungkapnya.

Keterangan foto: Penyandang disabilitas menerima vaksin Sinovac dosis pertama di di kantor Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Maluku, Jalan Rijali No. 9, Ambon, Rabu (27/10/2021). Mien Agisty Rumlaklak/JW Ambon.

 

Usai mengikuti vaksin, peserta mendapatkan kartu vaksin dan sertifikatnya. Masyarakat yang belum divaksin diimbau untuk bisa datang ke Puskesmas Karang Panjang Ambon yang bersebelahan dengan Kantor Camat Sirimau.

Berdasarkan data Dinas Sosial Kota Ambon, hingga November 2021, 44 warga kota Ambon penyandang disabilitas telah mendapat pelayanan vaksinasi. Jumlah ini masih sangat kurang, karena total warga penyandang disabilitas di Ambon sebanyak 300 orang.

 

Penulis : Mien Agisty Rumlaklak
Editor   : Agung Purwandono

Bahaya Seram, Momentum Menjaga dan Merawat Alam

Bahaya Seram, Momentum Menjaga dan Merawat Alam

Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

 

AMBON-Peringatan 122 tahun Bahaya Seram berlangsung di monumen peringatan yang terletak di pantai Negeri Amahai,
Rabu 29 September 2021. Acara ini sekaligus menjadi momentum untuk menjaga dan merawat alam.

“Tanggal 29 September, merupakan momen yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Negeri Amahai atau yang disebut Inta Lounussa Maatita.Sebab pada tanggal ini, 122 tahun yang lalu, Amahai dan beberapa negeri  di wilayah Seram Selatan, Elpaputih, Samasuru dilanda oleh gelombang pasang (tsunami) atau yang dikenal dengan peristiwa “Bahaya Seram,” papar Sekretaris Negeri Amahai J Lasamahu.

Mengawali Ziarah, terlebih dulu diadakan ibadah syukur peringatan “Bahaya Seram” di Gedung Gereja Imanuel Jemaat GPM Amahai-Soahuku pada pukul 20.00.WIT.

Di awal ibadah ini, Kepala Pemerintahan Negeri Amahai, Upu Latu Lounussa Maatita, F Hallatu berkenan menyampaikan sambutannya, yang dibacakan oleh Sekretaris Negeri, J. Lasamahu.

Dalam sambutannya, Upu Latu mengisahkan kembali tentang peristiwa Bahaya Seram dimana gelombang pasang sejauh 250 meter dari bibir pantai, tidak hanya mengorbankan 300 lebih warga masyarakat Amahai, tapi juga 59 orang warga masyarakat Ihamahu, Noraito Ama Patty yang kebetulan sedang mencari kayu untuk pembangunan Gedung Gereja Ebenhaezer di Ihamahu. Menutup sambutannya, Upu Latu Lounussa Maatita F Hallatu berpesan agar masyarakat untuk menjaga dan merawat dan melestarikan alam.

foto dampak gempa bumi di Ambon tahun, 1899

 

“Saat ini banyak peristiwa bencana yang terjadi di berbagai tempat di dunia, seperti gempa, banjir dan lain sebagainya,” ujarnya.

Peringatan Bahaya Seram yang diikuti oleh staf pemerintah negeri, badan saniri, lembaga-lembaga adat dan warga masyarakat negeri Amahai.Acara diakhiri dengan ziarah pada monumen tersebut tepat pada pukul 00.00 WIT yang ditandai dengan perenungan atas peristiwa Bahaya Seram,
pembacaan kronologi Bahaya Seram dan akhirnya peletakan karangan bunga oleh tokoh masyarakat, tokoh agama.

 

 

 

Penulis : Michel Pattirane (JW Masohi)
Editor   : Agung Purwandono (Mentor JW)

 

Sumber Foto : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

Audit Aksesbilitas dan Layanan Publik Kelompok Difabel, YPPM Maluku Gelar Informal Meeting

Audit Aksesbilitas dan Layanan Publik Kelompok Difabel, YPPM Maluku Gelar Informal Meeting

Keterangan photo : Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Maluku Tengah, Hasan Firdausi dan Arman Mualo selaku anggota Komisi 1 DPRD setempat, juga Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Maluku Tengah, M. Yusuf saat memberikan materi kepada dalam acara tersebut. Sabtu (20/11/2021) 

MASOHI,TRIBUNAMBON.COM – Dalam rangka mengaudit aksesibilitas infrastruktur dan layanan publik kelompok difabel, lanjut usia (lansia), perempuan dan anak, Yayasan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (YPPM) Maluku menggelar kegiatan Informal Meeting.

Kegiatan itu berlangsung di Lounussa Beach, Sabtu (20/11/2021).

Informal Meeting ini merupakan bagian dari Program Democratic Resilience (DemRes) “Merebut ruang sipil untuk mempertahankan demokrasi” yang dijalankan oleh The Asia Foundation (TAF) dengan melibatkan YPPM – Maluku sebagai mitra daerah dalam perspektif Gender Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI).

Informal Meeting menghadirkan pemateri Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Maluku Tengah, Hasan Firdausi dan Arman Mualo selaku anggota Komisi 1 DPRD setempat, juga Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Maluku Tengah, M. Yusuf.

Abdullah Tangke, Officer Programme Demres YPPM Maluku mengatakan, dalam konteks aksesibilitas, UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas telah mengatur terkait aksesibilitas.

Dikatakan, hak aksesibilitas untuk penyandang disabilitas meliputi dua hal, yaitu hak mendapat aksesibilitas untuk memanfaatkan fasilitas publik dan hak mendapatkan akomodasi yang layak sebagai bentuk aksesibilitas bagi individu.

Tangke juga menjelaskan peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait aksesibilitas sesuai yang dirumuskan dalam UU antara lain wajib melakukan audit terhadap ketersediaan fasilitas aksebilitas bagi penyandang disabilitas pada setiap bangunan atau gedung.

“Pemerintah juga wajib menyediakan fasilitas untuk pejalan kaki yang mudah diakses oleh penyandang disabilitas,” ungkap Tangke.

Sementara itu Anggota Komisi 1 DPRD Arman Mualo, mengatakan, hingga saat ini sudah ada regulasi dan kebijakan yang memperhatikan hak-hak kaum disabilitas.

Dikatakan, dalam konteks layanan publik, penyandang disabilitas mempunyai hak memperoleh akomodasi yang layak dalam pelayanan publik secara optimal, wajar, bermartabat tanpa diskriminasi.

“Dalam sisi hukum, penyandang disabilitas mempunyai kedudukan hukum yang sama,” tutur Mualo.

Mualo juga menjelaskan bahwa Kaupaten Malteng belum ada Peraturan Daerah yang lebih spesifik terkait dengan penyandang disabilitas.

“Mungkin data disabilitas yang belum tertata dengan baik, “ ungkap Mualo.

Namun dikatakan, Rancangan Perda Perempuan dan anak saat ini sedang dalam pembahasan di DPRD.

Kesempatan yang sama, Kadis PUPR Malteng, Hasan Firdausi mengatakan, penataan aksesbilitas ruang public dengan memperhatikan kaum difabel dan lansia sudah dilakukan sejak beberapa tahun akhir.

Lanjutnya, sejak tahun 2014 sudah ada jalur untuk orang buta.

“Trotoar juga dibuat dengan material yang tidak licin karena kursi roda membutuhkan permukaan yang agak kasar,” tutur Firdausi.

Sementara itu berdasarkan data yang dirangkum TribunAmbon, sedikitnya terdapat sebanyak 700 penyandang disabilitas yang masuk database Dinas Sosial Kabupaten berjuluk Pamahanu Nusa itu.

Dimana, Dinsos Malteng setiap tahunnya selalu mengirim beberapa orang penyandang disabilitas untuk mengikuti Latihan ketrampilan di beberapa kota seperti Solo dan Makassar.

“Selain itu bantuan kursi roda dan tongkat merupakan bantuan-bantuan tetap yang diberikan kepada kaum difabel,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Maluku Tengah, M. Yusuf.

Ia menagkui bahwa Kota Masohi belum memiliki tempat rehabilitasi anak-anak yang bermasalah dengan hukum. “Rumah jompo untuk lansia juga belum tersedia,” pungkasnya.(*)

 

Sumber Foto : TribunAmbon.com
Sumber Berita : TribunAmbon.com

Penulis : Lukman Mukadar
Editor   : Adjeng Hatalea

 

Artikel ini telah tayang di TribunAmbon.com dengan judul Audit Aksesbilitas dan Layanan Publik Kelompok Difabel, YPPM Maluku Gelar Informal Meeting,

Silahkan copy link disamping untuk masuk ke web TribunAmbon.com : https://ambon.tribunnews.com/2021/11/21/audit-aksesbilitas-dan-layanan-publik-kelompok-difabel-yppm-maluku-gelar-informal-meeting?page=2.