082311771819 yppm.maluku@gmail.com

Ambon –  Yayasan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (YPPM) Maluku  bekerjasama dengan The Asia Foundation (TAF) dalam Program Democracy Resilience (Demres) menggelar Pelatihan “Bastori Demres” yang merupakan kegiatan pertemuan generasi muda kota Ambon dalam upaya membangun jaringan yang lebih kuat di lintas generasi.

Kegiatan ini diusung  dengan beragam isu lokal yang digelar di Hotel Amans, Ambon,  Kamis (19/05/2022).

Programme Manager Demres Na’am Seknun di sela-sela kegiatan ini mengatakan, generasi muda merupakan sumber pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif dengan kemampuan dan keterampilan yang didukung penguasaan iptek untuk dapat maju dan berdiri dalam keterlibatannya menghadapi masalah-masalah yang dihadapi bangsa.

“Dukungan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan efektif ke tingkat yang optimal harus tetap dijaga untuk dapat bersikap mandiri dan melibatkan secara fungsional,”tutur Na’am.

Dikatakan, upaya peningkatan kualitas pembangunan nasional sangat bergantung pada pendayagunaan sumber daya manusia sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat.

“Realitas tersebut sangat erat kaitannya dengan kondisi peningkatan kapasitas intelektual generasi muda sebagai penyumbang sumber daya manusia terbanyak,”ungkap Na’am.

Menurutnya, hal ini mengisyaratkan bahwa generasi layak mendapatkan tempat dalam menyukseskan visi pembangunan yang tentunya sebagai subjek, bukan objek yang dieksploitasi demi sebuah kepentingan sistem.

“Untuk membantu menyukseskan visi pembangunan daerah inilah diperlukan peningkatan kapasitas regular generasi muda yaitu pemuda dan perempuan yang bersinergi dengan gerakan dan inisiatif anak muda di tingkat nasional,” beber dia.

Semnetara itu, Abdullah Tangke, Programme Officer Demres juga menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan “Bastori Demres ini adalah terbentuknya koalisi anak muda di kota Ambon yang memiliki satu visi agar dapat berperan aktif dalam demokrasi pembngunan di daerah.

“Anak muda yang tergabung dalam koalisi ini harus mampu mengenal persoalan-persoalan demokrasi yang berhubungan dengan pemuda, perempuan, difabel dan kaum marginal lainnya di kota Ambon,” ungkap Tangke. 

Selain itu juga, Tangke mengatakan mampu menumbuhkan kemampuan dan percaya diri pemuda dan perempuan di daerah untuk bersinergi dengan gerakan dan inisiatif anak muda di tingkat nasional

Tangke menjelaskan dari hasil diskusi di “Bastori Demres” ini, banyak isu permasalahan yang menjadi prioritas anak muda di kota Ambon, diantaranya isu kekerasan seksual di kampus, politik praktis, politik identitas serta intimidasi terhadap hak-hak kaum difabel.

“Selain itu anak-anak mud aini menyasar ke masalah kekerasan anak dan perempuan, kemudian pergaulan bebas yang semakin tidak terkendali.” Tutur tangke. 

Tangke mengharapkan output dari kegiatan ini adalah adanya inisiatif untuk melakukan Gerakan bersama untuk bersama menyelesaikan permasalahan yang terjadi serta peserta memiliki kesadaran penuh terkait dengan apa potensi atau talenta yang akan menjadi keunggulannya di masa depan (*) 

Penulis : Edha Sanaky