082311771819 yppm.maluku@gmail.com
ORANG MUDA, POLITIK DAN DEMOKRASI

ORANG MUDA, POLITIK DAN DEMOKRASI

Menurut KBBI apatis memiliki arti acuh tidak acuh, tidak peduli, masa bodoh. jadi apatis dapat diartikan sebagai suatu sikap tidak peduli dengan segala hal yang terjadi di sekitarnya maupun dalam lingkup yang lebih luas. Karena itu, seseorang yang memiliki sikap apatis lebih cenderung asyik atau menikmati dunianya sendiri. Sehingga ia tidak peduli dengan lingkungan di sekitarnya.

Sikap apatis juga kita jumpai dalam wilayah politik. Apatis memang bukan hal baru di dunia perpolitikan khususnya Indonesia. Apatisme politik sudah ada sejak dulu, namun baru mulai dibahas ketika masa reformasi dimulai. Hingga kini apatisme politik tetap menjadi suatu hal yang masih layak untuk dibahas. Apalagi saat ini era serba digital, di mana setiap orang bebas mengakses informasi dan bebas menyuarakan pendapat di media sosial.
Yang dikhawatirkan adalah saat ini apabila sikap Apatis terjadi di kalangan anak muda. Padahal Anak muda sebagai cikal bakal penerus bangsa. Anak muda sangat dibutuhkan bagi kemakmuran bangsa, para kaum muda ini diharapkan mempunyai ide-ide yang kreatif untuk bisa merubah bangsa ini menjadi lebih baik.

Namun bagaimana jika generasi milenial ini malah menjadi apatis terhadap politik. Contohnya saja masih banyak generasi muda yang acuh tak acuh dalam politk dengan memutuskan untuk golput, hal ini berarti mereka enggan untuk ikut berpartisipasi dalam proses politik di Indonesia, padahal satu suara saja dapat menentukan nasib bangsa kedepannya. Hal itu terjadi karena kaum muda masih menilai politik itu rebutan kekuasaan, urusan orang tua, korupsi, janji-janji politik.

Sehingga ia enggan masuk ke dunia politik dan menjadi apatis dalam politik. Dan apalagi akan memasuki tahun tahun politik. Dibalik itu semua, terdapat upaya yang bisa dilakukan dari segi Pemerintah salah satunya menyediakan akses atau fasilitas-fasilitas yang memadai kepada pemuda-pemuda untuk mendukung kegiatan politik, diantaranya memberikan pendidikan atau sosialisasi politik. Lalu generasi muda dibina untuk memiliki.

Menjelang tahun politik 2024, alih-alih mengembangkan partisipasi politik kritis yang radikal, disinyalir sebagian besar anak muda justru lebih banyak terlibat dalam aktivitas dan memerankan diri sebagai konsumen aktif berbagai produk industri budaya. Memang, internet dan bentuk media baru, termasuk Web 2.0, memiliki karakter bebas kontrol, nondiskriminatif, dan mengatasi kendala ruang. Namun, justru karena karakter itulah anak muda terbawa hasrat kesenangan semata. Di kalangan anak muda digital natives, aktivitas yang penuh dengan Playful surfing pada gilirannya justru memicu rasa ingin tahu yang malas (Supeli dalam Hardiman, 2010: 343), bahkan bukan tak mungkin melahirkan sikap yang apatis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perjuangan demokrasi. Menurut data pemilu menjelaskan keterlibatan orang muda dalam pemilu sebanyak 55%. Keterlibatan anak muda dalam berpartisipasi politik secara umum belum banyak berkembang. Kebanyakan anak muda cenderung apatis atau acuh tak acuh terhadap berita atau informasi politik.

Kesenjangan digital

Apa penyebab partisipasi politik anak muda cenderung rendah? Kesenjangan digital yang terjadi di kalangan anak muda ditengarai salah satu hal yang dipengaruhi dan memengaruhi partisipasi politik daring kelompok digital natives. John Shirley (1992) menyatakan, anak muda yang bersikap apatis cenderung jadi orang yang tak tertarik ide-ide demokrasi atau masyarakat madani, yang mengandung pemahaman tentang aturan main serta konsensus yang memegang peranan.
Kesenjangan digital yang terjadi di kalangan anak muda ditengarai salah satu hal yang dipengaruhi dan memengaruhi partisipasi politik daring kelompok digital natives.

Kesenjangan demokrasi

Menurut Noris (2001), salah satu isu yang perlu dicermati akibat dari kesenjangan digital adalah persoalan kesenjangan demokrasi, yaitu berkaitan dengan penggunaan internet untuk tujuan partisipasi politik.

Selama terdapat persoalan kesenjangan demokrasi, maka masih akan terjadi masalah karena kelompok-kelompok sosial yang termarjinalkan secara politis masih menonjol, dan mereka cenderung menarik diri dari aktivitas politik.

Jika internet sebagai teknologi digital diyakini menjadi media yang mempromosikan demokrasi, tentunya kelompok-kelompok dalam masyarakat sebagai bagian dari masyarakat madani dapat menggunakan potensi demokratis ini sebagai sarana untuk menyalurkan apa yang menjadi aspirasi sosial-politik mereka. Namun, lain soal jika kehadiran internet tak lagi steril dari kepentingan politik.

Orang Muda Ambil peran

Peran orang muda dalam gelaran pemilu dapat diaktualisasikan setidaknya ke dalam tiga posisi. Pertama, dengan melibatkan diri sebagai penyelenggara pemilu di berbagai tingkatan, mulai dari tingkat daerah hingga tingkat desa. Manfaat yang dapat diperoleh dari peran sebagai penyelenggara pemilu adalah pengetahuan empiris dan teknis seputar penyelenggaraan pemilu. Para pemuda akan mengetahui bagaimana kesulitan-kesulitan yang dihadapi di lapangan sebagai penyelenggara pemilu.

Dengan melibatkan diri sebagai penyelenggara pemilu mereka juga akan menyadari bahwa bekerja sebagai penyelenggara tidak semudah yang terlihat. Lagi pula mereka sudah seharusnya merasa malu bila di lapangan masih ditemukan para penyelenggara pemilu yang didominasi oleh generasi berusia di atas 40an. Bagaimanapun pemilu yang berlangsung serentak ini menuntut kecepatan dan efisiensi kerja yang memerlukan fisik prima yang dimiliki para pemuda. Melalui perannya sebagai penyelenggara Pemilu, para pemuda berarti siap untuk menjadi bagian integral dari proses demokrasi.

Tantangan

Memangnya suara orang muda suda didengar?. Tantangan terbesar dalam pemilu yang akan dihadapi pemilih dari generasi orang muda saat ini; sejauh mana mereka mampu mempertahankan independensi pikiran di tengah serbuan opini dan propaganda di tahun politik. Yang paling dikhawatirkan ialah bila di antara para pemuda kita terbawa dan teracuni oleh sentimen-sentimen politik yang diproduksi elite. Termasuk di dalamnya pihak yang dengan sengaja mempersempit sudut pandang dan objektifitas yang dapat mempengaruhi para pemilih pemula.

Pemulihan Pola Pikir Orang Muda

Resiliensi adalah kemampuan untuk bangkitdan pulih ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai harapan, apakah ketidakberhasilan tersebut dihasilkan dari perencanaan yang tidak efisien atau situasi di luar kendali kita. Resiliensi juga merupakan kemampuan menghadapi situasi sulit dan bertumbuh dari pengalaman yang kurang positif dan dapat membuat kita mencapai tujuan. Salah satu langkah pertama dalam membangun resiliensi adalah mengakui situasi dan perasaan Anda. Dari sana, Anda dapat mengembangkan strategi untuk membantu Anda dalam menghadapi situasi yang tidak direncanakan ketika muncul kembali.

Menyadari bahwa hal-hal tidak selalu berjalan sesuai rencana akan membantu Anda mengatasi rintangan. Belajar untuk menghadapi hal-hal yang tak terduga secara langsung dan melihatnya sebagai tempat belajar dan bertumbuh. Jika sesuatu muncul dan tidak Anda rencanakan sebelumnya, maka Anda tidak akan dapat melupakannya! Kita tidak dapat cakap dalam segala hal! Akui kekuatan dan pencapaian Anda dan pandang kesulitan serta tantangan sebagai cara untuk berkembang lebih jauh.

Ini akan membantu Anda membangun optimisme.Satu hal penting untuk tidak membuang
waktu dan energi untuk menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi. Fokus pada apa yang
dapat Anda kendalikan dan tetap optimis untuk bergerak maju. Melihat hal yang tidak terduga dengan perspektif sebagai kemunduran sementara dan bukan keadaan permanen akan membuat Anda menjadi tangguh. Sangat penting untuk memiliki semangat dan berkomitmen dengan tujuan akhir Anda, karena hal ini akan membantu Anda melewati rintangan-rintangan di sepanjang jalan. Penting bagi pemimpin tim untuk mengembangkan pikiran positif, dan kepercayaan diri pada setiap individu. Beri semangat kepada tim untuk tidak fokus pada ketidakberhasilan dan tidak menyalahkan.

Sebaliknya, fokus kepada solusi dan pembelajaran. Buka kesempatan bagi anggota tim untuk mengembangkan hubungan yang solid dan menumbuhkan empati satu sama lain, hal ini akan membangun ketergantungan dan mendorong mereka untuk bekerja sama mengatasi rintangan.

Oleh : Soleman Pelu / Milenial Inklusif

 

Dialog Interactive Lintas Generasi PEMILU Inklusi Untuk Mempromosikan PEMILU Yang Bersih, Jujur, & Adil di Kota Masohi Bersama Koalisi Pamahanunusa

Dialog Interactive Lintas Generasi PEMILU Inklusi Untuk Mempromosikan PEMILU Yang Bersih, Jujur, & Adil di Kota Masohi Bersama Koalisi Pamahanunusa

YPPM Maluku dalam program Democratic Resilience menggelar Dialog Interaktif Lintas Generasi Pemilu Inklusi Untuk Mempromosikan Pemilu Yang Bersih Jujur dan Adil di Kota Masohi.

Kegiatan yang dihadiri oleh milenial muda di Kota Masohi menghadirkan tokoh Pemuda Fahri Assyatri sebagai narasumber.

“Untuk memperbaiki peradaban politik harus ada sirkulasi. Generasi muda harus tampil untuk menciptakan peradaban baru,”

kata Fahri.

Rabu, 20 September 2023, bertempat di Caffe Wakupo Kota Masohi.

Penyegaran Pemahaman Pengelolaan Dana Hibah Kepada Mitra DemRes (YPPM) Program Democratic Resilience Phase 2

Penyegaran Pemahaman Pengelolaan Dana Hibah Kepada Mitra DemRes (YPPM) Program Democratic Resilience Phase 2

YPPM Maluku dikunjungi oleh Mbak Hani dan Mbak Febi selaku Tim Finance Program DemRes dari The Asia Foundation untuk memberikan penyegaran Pemahaman Pengelolaan Hibah TAF.

Kegiatan ini melibatkan seluruh pelaksana program DemRes baik di Ambon maupun Masohi. Diharapkan ke depannya seluruh tim dapat memiliki pemahaman yang sama dalam penggunaan anggaran kegiatan dan tetap bersinergi untuk menciptakan ketahanan demokrasi di Maluku.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu-Kamis, 7 – 8 September 2023

Kegiatan ini diharapkan agar seluruh tim/staff yang terlibat dalam program DemRes (Democratic Resilience) The Asia Foundation dapat bekerja sama dengan baik agar tidak terjadi miss komunikasi ataupun kecurigaan didalam organisasi.

Kegiatan ini dilaksanakan di Ruangan Anggrek Hotel Grand Avira.

KPU MALTENG Apresiasi Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Jelang Pemilu oleh YPPM Maluku

KPU MALTENG Apresiasi Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Jelang Pemilu oleh YPPM Maluku

KPU Malteng Apresiasi Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Jelang Pemilu oleh YPPM Maluku

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku Tengah merespon positif kegiatan Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Jelang Pemilu Bagi Koalisi Pamahannusa yang diselenggarakan oleh Yayasan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (YPPM) Maluku bekerja sama dengan The Asia Foundation di Cafe Wakupo, Jumat (11/08/2023).

Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (SDM) KPU Malteng, Harold Pattiasina, menyampaikan bahwa KPU Malteng mengapresiasi kegiatan yg dilakukan oleh YPPM Maluku ini. “Bahwa penting menjaga mindset orang muda terkait dengan kepemiluan agar orang muda tetap berperan aktif dalam menyukseskan agenda Pemilu 2024,” ungkap Pattiasina saat memberikan materi pada kegiatan tersebut.
Dikatakan, peran pemuda dalam pelaksanaan Pemilu 2024 memiliki dampak signifikan, sebagai ikhtiar mengisi proses demokratisasi di Indonesia, agar menjadi sistem politik semakin terkonsolidasi dengan baik, serta melahirkan kultur politik beradab, beretika, dan berintegritas tinggi.
Pattiasina menyampaikan pemilih pada Pemilu 2024 didominasi oleh pemilih muda yang berusia 17-40 tahun.
“Jumlah pemilih muda sekitar 107 juta orang atau 53-55 persen dari total jumlah pemilih,” ungkap Pattiasina.
Menurutnya, banyak peran yang bisa diambil anak muda saat pesta demokrasi 2024 berlangsung diantaranya mengawal agenda reformasi dengan berkontribusi pada penguatan demokratisasi khususnya proses Pemilu termasuk menolak gangguan seperti berita hoax, kampanye SARA maupun diskriminasi terhadap kelompok rentan.
“Generasi muda juga bisa membuat gerakan moral anti politik uang pada saat pemilihan berlangsung serta mengontrol performa pemerintah agar sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat,” tutur Pattiasina.
Dalam kesempatan tersebut, Pattiasina juga menyampaikan KPU Malteng dan YPPM Maluku telah berkolaborasi dalam menyukseskan program Democratic Resilience di Malteng. ” Salah satunya adalah komitmen melibatkan teman-teman Disabilitas sebagai penyelenggara Pemilu, dan pada Pemilu 2024 ada teman-teman dari Forum Disabilitas Malteng yang menjadi Ketua (Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan anggota PPS,” ungkap alumnus Universitas Pattimura ini.

Pattiasina mengharapkan bahwa pemuda sebagai garda terdepan bangsa agar menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya. “Tingkatkan kualitas diri, gunakan media sosial dan internet dengan bijak, terbuka dengan pengalaman baru dan jadilah pemilih yang cerdas, mandiri dan rasional,” ungkap Pattiasina.

Field Staff Program Demres Masohi, Eda Sanaky menjelaskan YPPM Maluku memandang penting untuk memperluas level kesadaran masyarakat dalam memahami narasi pembangunan yang inklusif. Dikatakan
eukasi dan advokasi kepada masyarakat terus dilakukan dengan melakukan kolaborasi bersama berbagai pihak pemangku kepentingan yang fokus pada pelibatan orang muda.
Sanaky menyampaikan momentum pemilu 2019 telah memberi pelajaran kepada kita bahwa masyarakat kita masih belum sepenuhnya dewasa dalam berdemokrasi. “Adanya istilah cebong dan kampret adalah bukti bahwa masyarakat terbelah menjadi dua kelompok yang mengakibatkan konflik horizontal yang cukup panjang,” ungkap Sanaky.
Dikatakan praktek demokrasi kita juga belum sepenuhnya ideal, politik sejauh ini hanya berkutat pada bagaimana mempertahankan atau merebutkan kekuasaan dan belum sampai pada level bagaimana berkuasa untuk mencapai kebaikan umum.
Sanaky menjelaskan, pemuda yang dalam hal ini adalah kelompok yang dianggap menjadi penyambung lidah antara elit dengan masyarakat. Menurutnya pemuda bisa menjadi kelompok yang mengkampanyekan pemilu tanpa praktek jual beli suara, atau menjaga media sosial dari konten yang memecah belah.
“Dari Pelatihan ini, ada beberapa komitmen yang kami hasilkan diantaranya mengawal dan mengawasi pemilu agar terhindar dari kecurangan, dalam ekosistem digital kami akan meminimalisir konten-konten negatif di dunia digital, saat pemilihan berlangsung pemuda juga bisa memastikan apakah para penyandang disabilitas dan para lansia terfasilitasi dengan baik saat menggunakan hak pilihnya,” tutup Sanaky.

Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Menjelang Pemilu Bagi Koalisi Milenial Inklusif

Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Menjelang Pemilu Bagi Koalisi Milenial Inklusif

Salam inklusi, YPPM Maluku berkolaborasi bersama Bawaslu Provinsi Maluku melalui program Democratic Resilience mengadakan Pelatihan Peningkatan Partisipasi Pemuda Menjelang Pemilu Bagi Koalisi Milenial Inklusif.

Namun, tidak terbatas pada koalisi orang muda DemRes saja, tetapi juga OKP dan komunitas orang muda lainnya di Kota Ambon. Fokus kegiatan ini adalah bagaimana orang muda memahami peran mereka dalam mengawal pemilu dan lebih aware terhadap pelanggaran yang potensial terjadi dan merupakan upaya mencegah terjadinya regresi demokrasi. Harapan kami, koalisi orang muda ini semakin solid dan kuat sebagai agen2 demokrasi di Kota Ambon dan Maluku. SALAM AWAS.!!!
#theasiafoundation
#bawaslu
#dfat
#demres
#yppmmaluku

PENINGKATAN KAPASITAS ISTRI NELAYAN DALAM PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DI NEGERI KAILOLO

PENINGKATAN KAPASITAS ISTRI NELAYAN DALAM PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DI NEGERI KAILOLO

Istri memiliki peran yang penting dalam membantu perekonomian keluarga. Desa Kailolo, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah merupakan Desa yang memiliki masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Pada saat musim melaut hasil tangkapan ikan sangat banyak, dan terkadang beberapa jenis ikan tidak laku dijual. Istri nelayan dapat mengambil peluang dalam pemanfaatan hasil perikanan melalui pengolahan hasil perikanan. Mekipun demikian, terdapat beberapa permasalahan terkait dengan peluang ini antara lain: permasalahan kelembagaan, lemahnya kapasitas usaha pengolahan hasil perikanan dan sulitnya bahan baku saat musim gelombang tinggi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keberdayaan dan meningkatkan kapasitas istri nelayan dalam pengolahan hasil perikanan. Pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) digunakan dalam kegiatan ini. Melalui pendekatan ini, masyarakat memiliki peran besar dalam pelaksanaanya. Di sisi lain, terbentuknya kelompok bersama dengan struktur organisasinya, peningkatan kewirausahan dan pemahaman terkait perizinan, dihasilkan produk olahan ikan serta terwujudnya labeling kemasan yang lebih menarik.

1. PENDAHULUAN
Negeri Kailolo yang terletak di Pulau Haruku, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah memiliki kurang lebih 81 nelayan yang menggantungkan hidupnya pada perikanan. Kailolo merupakan salah satu desa pesisir yang berada di kecamatan Pulau Haruku kabupaten Maluku Tengah provinsi Maluku. Secara geografis Negeri Kailolo berada pada 3°32’00”LS dan 128°26’16”BT dan memiliki luas wilayah sebesar 1.300 km2 dengan batas wilayah yaitu sebelah selatan berbatasan dengan Negeri Kabauw, sebelah utara berbatasan dengan Negeri Pelauw, sebelah barat berbatasan dengan Selat Haruku dan sebelah timur berbatasan dengan Gunung Alaka. Jumlah penduduk di Negeri Kailolo tahun 2020 Sebanyak 4.144 jiwa, terdiri dari laki-laki 2.012 jiwa dan perempuan 2.012 jiwa, dengan kepadatan penduduk 319 jiwa/km2 dan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.012 (Pemdes Kailolo 2020). Terdapat 4 dusun di Negeri Kailolo yaitu dusun Tanusamahu, dusun Serambi, dusun Pottahitu dan dusun Mandilagu, terdapat nelayan sebanyak 81 orang dan jibu-jibu (perempuan nelayan) 22 orang. Kondisi nelayan sangat tergantung pada cuaca dan tinggi gelombang. Pada saat musim gelombang tinggi banyak nelayan tidak melaut. Namun pada saat musim melaut terkadang banyak hasil tangkapan ikan yang kurang laku dijual. Ikan yang kurang laku dijual ini terkadang dijadikan sebagai ikan asar dan ikan kering. Istri nelayan dapat mengambil peluang dalam pemanfaatan dan pengolahan hasil perikanan. Hal ini tidak terlepas dari anggapan yang menyebutkan bahwa perempuan memiliki kemampuan dan etos kerja yang tinggi (Sumrin dkk., 2015). Beberapa kajian terkait dengan peran istri nelayan dalam membantu perekonomian keluarga menyebutkan bahwa, istri nelayan dalam usia produktif dan berkerja mampu membantu meningkatkan pendapatan keluarga (Kurniawati, 2017). Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas istri nelayan dalam pengolahan hasil perikanan diharapkan mampu meningkatkan partisipasi mereka dalam peningkatan ekonomi keluarga. Peningkatan partisipasi istri nelayan ini akan mendorong terwujudnya kesetaraan gender dan inklusi sosial (Gender Equality and Social Inclusion/GESI). Kondisi istri nelayan di Desa Kailolo sangat beragam. Diantara mereka ada yang sudah bekerja tetapi banyak juga yang hanya menjadi ibu rumah tangga. Beberapa permasalahan yang muncul antara lain, lemahnya kapasitas dalam usaha pengolahan hasil perikanan dan sulitnya bahan baku saat musim gelombang tinggi. Permasalahan utama adalah lemahnya kapasitas dalam usaha pengolahan hasil perikanan. Terdapat beragam jenis peluang usaha pengolahan perikanan dan perlu diberikan pembekalan terkait dengan peluang usaha tersebut. Perlu ada inovasi baru agar produk dihasilkan lebih baik. Disamping itu kesulitandalam hal pemasaran.
Beberapa produk tertentu yang dihasilkan, dititipkan kepada warung-warung dekat rumah atau dijual sendiri di depan rumah. Pemasaran ini tidak efektif, karena apabila tidak ada pameran maka tidak berproduksi. Penjualan di warung-warung terkadang sepi pembeli. Permasalahan ketiga adalah ketersediaan bahan baku yang juga menjadi tantangan dalam pengembangan usaha pengolahan ikan. Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatkan peran istri nelayan dalam membantu perekonomian keluarga, meningkatkan ketrampilan mereka dalam mengolah produk perikanan serta meningkatkan nilai tambah hasil perikanan. dalam mendukung implementasi dan kebutuhan pengelolaan perikanan yang memahami PRA, program Burung Indonesia dan Critical Ecosystem Fund melakukan upaya penguatan kapasitas di Negeri Kailolo, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

2. METODE
Penguatan kapasitas istri nelayan dilakukan melalui pengenalan dan pelatihan. Kegiatan ini dilakukan selama 6 bulan mulai dari Bulan September – Desember 2022. Lokasi kegiatan di Negeri Kailolo, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan menggunakan metode pendekatan Partcipatory Rural Apprasial (PRA).
Prinsip-prinsip dalam PRA ini adalah:

1) Belajar dari pengalaman masyarakat,
2) Berbuat bersama, berperan setara,
3) Menyeimbangkan atau mengurangi bias,
4) Membuka kesadaran baru,
5) Penemuan dan membangun rasa percaya diri,
6) Solidaritas membangun kemitraan dan
7) Memperkaya pengetahuan dan budaya lokal (Baiquni, 2001).

Indikator keberhasilan ditunjukan dari tercapainya program-program yang telah direncanakan, dengan luaran sebagai berikut:

1) Terbentuknya kelompok istri nelayan pengolah hasil perikanan. Mereka memiliki struktur organisasi, SK dari pemerintah Negeri, Berita Acara pembentukan dan kartu pengolah perikanan.

2) Peningkatan jiwa kewirausahaan dan pemahaman terkait literasi keuangan.

3) Peningkatan kemampuan dan ketrampilan dalam pengolahan hasil perikanan ditunjukkan dengan terwujudnya produk emping ikan dan sambal ikan.

4) Mitra mampu mengemas produk yang dihasilkan menjadi lebih menarik dan memiliki nilai tambah untuk dijual.

5) Pengukuran capaian proses dilakukan dalam satu tahap yaitu pengukuran tingkat partisipasi mengikuti setiap kegiatan melalui kehadiran peserta.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembentukan Kelompok Usaha Pengolah Hasil Perikanan
Proses pembentukan kelompok pengolah hasil perikanan dilaksanakan pada tanggal 17 September 2022. Kelompok istri nelayan yang dibentuk beranggotakan Sembilan (9) anggota. Jumlah anggota yang tidak terlalu banyak diharpkan dapat meningkatkan efisiensi kelompok. Proses pembentukan kelompok di damping oleh tim YPPM dan Penyuluh
Perikanan Pulau Haruku. Pemilihan anggota kelompok masing-masing berdasarkan pada tempat tinggal terdekat dari masing kelompok. Kelompok perikanan dusun Tanusamahu, dusun Serambi, menjadi kelompok satu dan kelompok dusun Pottahitu dan dusun Mandilagu kelompok dua. Pembentukan kelompok diikuti dengan pembentukan stuktur
organisasi kelompok yang terdiri dari ketua kelompok, sekertaris dan bendahara. Dari hasil workshop terbentuk profil kelompok, Surat Keputusan Pemerintah Negeri tentang kelompok pengolahan hasil perikanan, dan kartu pengolah perikanan.
Upaya pengembangan usaha perempuan di desa pesisir juga direkomendasikan oleh Mailoa dkk (2022). Dikemukakan bahwa peningkatan kapasitas perempuan di desa pesisir penting dilakukan untuk:

1) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kaum perempuan tentang teknologi pengolahan;

2) meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan perempuan tentang manajemen keuangan dan strategi pemasaran produk hasil laut;

3) menciptakan alternatif mata pencaharian bagi perempuan di wilayah pesisir.

Gambar 1. Pembentukan kelompok istri nelayan (Sumber: data YPPM, 2022)

B. Pelatihan Literasi Keuangan
Peningkatan jiwa kewirausahaan menjadi salah satu modal penting, pelatihan dilakukan bersama dengan narasumber yang ahli di bidangnya. Narasumber berasal dari Balai Pengembangan dan Pemberdayaan Perikanan (BPP) Ambon. materi yang disampaikan terkait dengan modul pelatihan teknis penyuluhan perikanan 2020 tentang

1). Strategi nilai usaha,

2.) Analisis finansial,

3) Biaya variabel dan biaya tetap serta,

4) Produksi dan pendapatan.

C. Pelatihan Pengolahan Ikan dan Pemasaran
Pelatihan dilakukan bersama dengan narasumber yang ahli di bidangnya yang berasal dari BPPP Ambon. Jenis ikan yang digunakan merupakan ikan yang dominan tertangkap di Desa yaitu momar/layang. Dua produk yang di hasilkan oleh kelompok antara lain emping ikan dan sambal ikan. Pengembangan produk olahan hasil perikanan seperti ini juga dianjurkan oleh Nanlohy dkk., (2022), dimana inovasi pada produk olahan perikanan sangat dibutuhkan membuktikan kreatifitas perempuan istri nelayan.

Gambar 2. Pelatihan pengolahan ikan (Sumber: data YPPM, 2022)

D. FGD Pengembangan Jenis Usaha Peluang Pasar Baru
FGD bersama dengan kelompok istri nelayan terkait dengan pengembangan jenis usaha dan peluang pasar baru dimaksudkan untuk melakukan identifikasi jenis jenis usaha sampingan yang di lakukan istri nelayan dan peluang pasar perikanan. produk yang di pasarkan umumnya dijual ke warung-warung dekat pasar.

Gambar 3. Focus Group Discussion istri nelayan terkait pengembangan jenis usaha dan peluang pasar baru (Sumber: data YPPM, 2022)

E. EVALUASI PROSES
Evaluasi terkait dengan keberhasilan kegiatan dapat dilihat dari meningkatnya ketrampilan kelompok istri nelan dengan ditunjukkan dari kemampuan mereka membuat emping ikan dan mampu mengemas dan memasarkan produk yang dihasilkan. Evaluasi dilakukan untuk pengukuran tingkat partisipasi peserta dan tingkat pemahaman materi pada peserta. Tingkat partsipasi peserta selama kegiatan diekspresikan dalam Gambar 4.

Gambar 4. Tingkat partsipasi peserta melalui kehadiran anggota kelompok di setiap kegiatan (Sumber: data YPPM, 2022)

4. KESIMPULAN
Program ini mampu meningkatkan keberdayaan dan peningkatan kapasitas istri nelayan yang ditunjukan melalui terbentuknya kelompok istri nelayan pengolah hasil perikanan. Kemampuan dalam mengolah hasil perikanan menjadi produk olahan telah mampu menghasilkan sebuah produk yang telah di kemas dan di pasarkan meskipun
kelompok iini harus terus didamping hingga menjadi kelompok mandiri dan berkelanjutan. Tingkat partisipasi peserta sangat tinggi selama kegiatan yang ditunjukan oleh peserta melalui kehadiran anggota kelompok dan aktivitas pada seluruh tahapan kegiatan.

Ratih Tianotak(1),

YPPM Maluku(2),

James Abrahamsz(3),

1. Alumni Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK Unpatti.
2. Yayasan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (YPPM) Maluku.
3. Program Studi Manajemen Sumberdaya Kelautan dan Pulau-Pulau Kecil, Pascasarjana Unpatti.