082311771819 yppm.maluku@gmail.com
ORANG MUDA, POLITIK DAN DEMOKRASI

ORANG MUDA, POLITIK DAN DEMOKRASI

Menurut KBBI apatis memiliki arti acuh tidak acuh, tidak peduli, masa bodoh. jadi apatis dapat diartikan sebagai suatu sikap tidak peduli dengan segala hal yang terjadi di sekitarnya maupun dalam lingkup yang lebih luas. Karena itu, seseorang yang memiliki sikap apatis lebih cenderung asyik atau menikmati dunianya sendiri. Sehingga ia tidak peduli dengan lingkungan di sekitarnya.

Sikap apatis juga kita jumpai dalam wilayah politik. Apatis memang bukan hal baru di dunia perpolitikan khususnya Indonesia. Apatisme politik sudah ada sejak dulu, namun baru mulai dibahas ketika masa reformasi dimulai. Hingga kini apatisme politik tetap menjadi suatu hal yang masih layak untuk dibahas. Apalagi saat ini era serba digital, di mana setiap orang bebas mengakses informasi dan bebas menyuarakan pendapat di media sosial.
Yang dikhawatirkan adalah saat ini apabila sikap Apatis terjadi di kalangan anak muda. Padahal Anak muda sebagai cikal bakal penerus bangsa. Anak muda sangat dibutuhkan bagi kemakmuran bangsa, para kaum muda ini diharapkan mempunyai ide-ide yang kreatif untuk bisa merubah bangsa ini menjadi lebih baik.

Namun bagaimana jika generasi milenial ini malah menjadi apatis terhadap politik. Contohnya saja masih banyak generasi muda yang acuh tak acuh dalam politk dengan memutuskan untuk golput, hal ini berarti mereka enggan untuk ikut berpartisipasi dalam proses politik di Indonesia, padahal satu suara saja dapat menentukan nasib bangsa kedepannya. Hal itu terjadi karena kaum muda masih menilai politik itu rebutan kekuasaan, urusan orang tua, korupsi, janji-janji politik.

Sehingga ia enggan masuk ke dunia politik dan menjadi apatis dalam politik. Dan apalagi akan memasuki tahun tahun politik. Dibalik itu semua, terdapat upaya yang bisa dilakukan dari segi Pemerintah salah satunya menyediakan akses atau fasilitas-fasilitas yang memadai kepada pemuda-pemuda untuk mendukung kegiatan politik, diantaranya memberikan pendidikan atau sosialisasi politik. Lalu generasi muda dibina untuk memiliki.

Menjelang tahun politik 2024, alih-alih mengembangkan partisipasi politik kritis yang radikal, disinyalir sebagian besar anak muda justru lebih banyak terlibat dalam aktivitas dan memerankan diri sebagai konsumen aktif berbagai produk industri budaya. Memang, internet dan bentuk media baru, termasuk Web 2.0, memiliki karakter bebas kontrol, nondiskriminatif, dan mengatasi kendala ruang. Namun, justru karena karakter itulah anak muda terbawa hasrat kesenangan semata. Di kalangan anak muda digital natives, aktivitas yang penuh dengan Playful surfing pada gilirannya justru memicu rasa ingin tahu yang malas (Supeli dalam Hardiman, 2010: 343), bahkan bukan tak mungkin melahirkan sikap yang apatis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perjuangan demokrasi. Menurut data pemilu menjelaskan keterlibatan orang muda dalam pemilu sebanyak 55%. Keterlibatan anak muda dalam berpartisipasi politik secara umum belum banyak berkembang. Kebanyakan anak muda cenderung apatis atau acuh tak acuh terhadap berita atau informasi politik.

Kesenjangan digital

Apa penyebab partisipasi politik anak muda cenderung rendah? Kesenjangan digital yang terjadi di kalangan anak muda ditengarai salah satu hal yang dipengaruhi dan memengaruhi partisipasi politik daring kelompok digital natives. John Shirley (1992) menyatakan, anak muda yang bersikap apatis cenderung jadi orang yang tak tertarik ide-ide demokrasi atau masyarakat madani, yang mengandung pemahaman tentang aturan main serta konsensus yang memegang peranan.
Kesenjangan digital yang terjadi di kalangan anak muda ditengarai salah satu hal yang dipengaruhi dan memengaruhi partisipasi politik daring kelompok digital natives.

Kesenjangan demokrasi

Menurut Noris (2001), salah satu isu yang perlu dicermati akibat dari kesenjangan digital adalah persoalan kesenjangan demokrasi, yaitu berkaitan dengan penggunaan internet untuk tujuan partisipasi politik.

Selama terdapat persoalan kesenjangan demokrasi, maka masih akan terjadi masalah karena kelompok-kelompok sosial yang termarjinalkan secara politis masih menonjol, dan mereka cenderung menarik diri dari aktivitas politik.

Jika internet sebagai teknologi digital diyakini menjadi media yang mempromosikan demokrasi, tentunya kelompok-kelompok dalam masyarakat sebagai bagian dari masyarakat madani dapat menggunakan potensi demokratis ini sebagai sarana untuk menyalurkan apa yang menjadi aspirasi sosial-politik mereka. Namun, lain soal jika kehadiran internet tak lagi steril dari kepentingan politik.

Orang Muda Ambil peran

Peran orang muda dalam gelaran pemilu dapat diaktualisasikan setidaknya ke dalam tiga posisi. Pertama, dengan melibatkan diri sebagai penyelenggara pemilu di berbagai tingkatan, mulai dari tingkat daerah hingga tingkat desa. Manfaat yang dapat diperoleh dari peran sebagai penyelenggara pemilu adalah pengetahuan empiris dan teknis seputar penyelenggaraan pemilu. Para pemuda akan mengetahui bagaimana kesulitan-kesulitan yang dihadapi di lapangan sebagai penyelenggara pemilu.

Dengan melibatkan diri sebagai penyelenggara pemilu mereka juga akan menyadari bahwa bekerja sebagai penyelenggara tidak semudah yang terlihat. Lagi pula mereka sudah seharusnya merasa malu bila di lapangan masih ditemukan para penyelenggara pemilu yang didominasi oleh generasi berusia di atas 40an. Bagaimanapun pemilu yang berlangsung serentak ini menuntut kecepatan dan efisiensi kerja yang memerlukan fisik prima yang dimiliki para pemuda. Melalui perannya sebagai penyelenggara Pemilu, para pemuda berarti siap untuk menjadi bagian integral dari proses demokrasi.

Tantangan

Memangnya suara orang muda suda didengar?. Tantangan terbesar dalam pemilu yang akan dihadapi pemilih dari generasi orang muda saat ini; sejauh mana mereka mampu mempertahankan independensi pikiran di tengah serbuan opini dan propaganda di tahun politik. Yang paling dikhawatirkan ialah bila di antara para pemuda kita terbawa dan teracuni oleh sentimen-sentimen politik yang diproduksi elite. Termasuk di dalamnya pihak yang dengan sengaja mempersempit sudut pandang dan objektifitas yang dapat mempengaruhi para pemilih pemula.

Pemulihan Pola Pikir Orang Muda

Resiliensi adalah kemampuan untuk bangkitdan pulih ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai harapan, apakah ketidakberhasilan tersebut dihasilkan dari perencanaan yang tidak efisien atau situasi di luar kendali kita. Resiliensi juga merupakan kemampuan menghadapi situasi sulit dan bertumbuh dari pengalaman yang kurang positif dan dapat membuat kita mencapai tujuan. Salah satu langkah pertama dalam membangun resiliensi adalah mengakui situasi dan perasaan Anda. Dari sana, Anda dapat mengembangkan strategi untuk membantu Anda dalam menghadapi situasi yang tidak direncanakan ketika muncul kembali.

Menyadari bahwa hal-hal tidak selalu berjalan sesuai rencana akan membantu Anda mengatasi rintangan. Belajar untuk menghadapi hal-hal yang tak terduga secara langsung dan melihatnya sebagai tempat belajar dan bertumbuh. Jika sesuatu muncul dan tidak Anda rencanakan sebelumnya, maka Anda tidak akan dapat melupakannya! Kita tidak dapat cakap dalam segala hal! Akui kekuatan dan pencapaian Anda dan pandang kesulitan serta tantangan sebagai cara untuk berkembang lebih jauh.

Ini akan membantu Anda membangun optimisme.Satu hal penting untuk tidak membuang
waktu dan energi untuk menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi. Fokus pada apa yang
dapat Anda kendalikan dan tetap optimis untuk bergerak maju. Melihat hal yang tidak terduga dengan perspektif sebagai kemunduran sementara dan bukan keadaan permanen akan membuat Anda menjadi tangguh. Sangat penting untuk memiliki semangat dan berkomitmen dengan tujuan akhir Anda, karena hal ini akan membantu Anda melewati rintangan-rintangan di sepanjang jalan. Penting bagi pemimpin tim untuk mengembangkan pikiran positif, dan kepercayaan diri pada setiap individu. Beri semangat kepada tim untuk tidak fokus pada ketidakberhasilan dan tidak menyalahkan.

Sebaliknya, fokus kepada solusi dan pembelajaran. Buka kesempatan bagi anggota tim untuk mengembangkan hubungan yang solid dan menumbuhkan empati satu sama lain, hal ini akan membangun ketergantungan dan mendorong mereka untuk bekerja sama mengatasi rintangan.

Oleh : Soleman Pelu / Milenial Inklusif

 

Dialog Interactive Lintas Generasi PEMILU Inklusi Untuk Mempromosikan PEMILU Yang Bersih, Jujur, & Adil di Kota Masohi Bersama Koalisi Pamahanunusa

Dialog Interactive Lintas Generasi PEMILU Inklusi Untuk Mempromosikan PEMILU Yang Bersih, Jujur, & Adil di Kota Masohi Bersama Koalisi Pamahanunusa

YPPM Maluku dalam program Democratic Resilience menggelar Dialog Interaktif Lintas Generasi Pemilu Inklusi Untuk Mempromosikan Pemilu Yang Bersih Jujur dan Adil di Kota Masohi.

Kegiatan yang dihadiri oleh milenial muda di Kota Masohi menghadirkan tokoh Pemuda Fahri Assyatri sebagai narasumber.

“Untuk memperbaiki peradaban politik harus ada sirkulasi. Generasi muda harus tampil untuk menciptakan peradaban baru,”

kata Fahri.

Rabu, 20 September 2023, bertempat di Caffe Wakupo Kota Masohi.

Penyegaran Pemahaman Pengelolaan Dana Hibah Kepada Mitra DemRes (YPPM) Program Democratic Resilience Phase 2

Penyegaran Pemahaman Pengelolaan Dana Hibah Kepada Mitra DemRes (YPPM) Program Democratic Resilience Phase 2

YPPM Maluku dikunjungi oleh Mbak Hani dan Mbak Febi selaku Tim Finance Program DemRes dari The Asia Foundation untuk memberikan penyegaran Pemahaman Pengelolaan Hibah TAF.

Kegiatan ini melibatkan seluruh pelaksana program DemRes baik di Ambon maupun Masohi. Diharapkan ke depannya seluruh tim dapat memiliki pemahaman yang sama dalam penggunaan anggaran kegiatan dan tetap bersinergi untuk menciptakan ketahanan demokrasi di Maluku.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu-Kamis, 7 – 8 September 2023

Kegiatan ini diharapkan agar seluruh tim/staff yang terlibat dalam program DemRes (Democratic Resilience) The Asia Foundation dapat bekerja sama dengan baik agar tidak terjadi miss komunikasi ataupun kecurigaan didalam organisasi.

Kegiatan ini dilaksanakan di Ruangan Anggrek Hotel Grand Avira.

KPU MALTENG Apresiasi Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Jelang Pemilu oleh YPPM Maluku

KPU MALTENG Apresiasi Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Jelang Pemilu oleh YPPM Maluku

KPU Malteng Apresiasi Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Jelang Pemilu oleh YPPM Maluku

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku Tengah merespon positif kegiatan Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Jelang Pemilu Bagi Koalisi Pamahannusa yang diselenggarakan oleh Yayasan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (YPPM) Maluku bekerja sama dengan The Asia Foundation di Cafe Wakupo, Jumat (11/08/2023).

Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (SDM) KPU Malteng, Harold Pattiasina, menyampaikan bahwa KPU Malteng mengapresiasi kegiatan yg dilakukan oleh YPPM Maluku ini. “Bahwa penting menjaga mindset orang muda terkait dengan kepemiluan agar orang muda tetap berperan aktif dalam menyukseskan agenda Pemilu 2024,” ungkap Pattiasina saat memberikan materi pada kegiatan tersebut.
Dikatakan, peran pemuda dalam pelaksanaan Pemilu 2024 memiliki dampak signifikan, sebagai ikhtiar mengisi proses demokratisasi di Indonesia, agar menjadi sistem politik semakin terkonsolidasi dengan baik, serta melahirkan kultur politik beradab, beretika, dan berintegritas tinggi.
Pattiasina menyampaikan pemilih pada Pemilu 2024 didominasi oleh pemilih muda yang berusia 17-40 tahun.
“Jumlah pemilih muda sekitar 107 juta orang atau 53-55 persen dari total jumlah pemilih,” ungkap Pattiasina.
Menurutnya, banyak peran yang bisa diambil anak muda saat pesta demokrasi 2024 berlangsung diantaranya mengawal agenda reformasi dengan berkontribusi pada penguatan demokratisasi khususnya proses Pemilu termasuk menolak gangguan seperti berita hoax, kampanye SARA maupun diskriminasi terhadap kelompok rentan.
“Generasi muda juga bisa membuat gerakan moral anti politik uang pada saat pemilihan berlangsung serta mengontrol performa pemerintah agar sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat,” tutur Pattiasina.
Dalam kesempatan tersebut, Pattiasina juga menyampaikan KPU Malteng dan YPPM Maluku telah berkolaborasi dalam menyukseskan program Democratic Resilience di Malteng. ” Salah satunya adalah komitmen melibatkan teman-teman Disabilitas sebagai penyelenggara Pemilu, dan pada Pemilu 2024 ada teman-teman dari Forum Disabilitas Malteng yang menjadi Ketua (Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan anggota PPS,” ungkap alumnus Universitas Pattimura ini.

Pattiasina mengharapkan bahwa pemuda sebagai garda terdepan bangsa agar menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya. “Tingkatkan kualitas diri, gunakan media sosial dan internet dengan bijak, terbuka dengan pengalaman baru dan jadilah pemilih yang cerdas, mandiri dan rasional,” ungkap Pattiasina.

Field Staff Program Demres Masohi, Eda Sanaky menjelaskan YPPM Maluku memandang penting untuk memperluas level kesadaran masyarakat dalam memahami narasi pembangunan yang inklusif. Dikatakan
eukasi dan advokasi kepada masyarakat terus dilakukan dengan melakukan kolaborasi bersama berbagai pihak pemangku kepentingan yang fokus pada pelibatan orang muda.
Sanaky menyampaikan momentum pemilu 2019 telah memberi pelajaran kepada kita bahwa masyarakat kita masih belum sepenuhnya dewasa dalam berdemokrasi. “Adanya istilah cebong dan kampret adalah bukti bahwa masyarakat terbelah menjadi dua kelompok yang mengakibatkan konflik horizontal yang cukup panjang,” ungkap Sanaky.
Dikatakan praktek demokrasi kita juga belum sepenuhnya ideal, politik sejauh ini hanya berkutat pada bagaimana mempertahankan atau merebutkan kekuasaan dan belum sampai pada level bagaimana berkuasa untuk mencapai kebaikan umum.
Sanaky menjelaskan, pemuda yang dalam hal ini adalah kelompok yang dianggap menjadi penyambung lidah antara elit dengan masyarakat. Menurutnya pemuda bisa menjadi kelompok yang mengkampanyekan pemilu tanpa praktek jual beli suara, atau menjaga media sosial dari konten yang memecah belah.
“Dari Pelatihan ini, ada beberapa komitmen yang kami hasilkan diantaranya mengawal dan mengawasi pemilu agar terhindar dari kecurangan, dalam ekosistem digital kami akan meminimalisir konten-konten negatif di dunia digital, saat pemilihan berlangsung pemuda juga bisa memastikan apakah para penyandang disabilitas dan para lansia terfasilitasi dengan baik saat menggunakan hak pilihnya,” tutup Sanaky.

Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Menjelang Pemilu Bagi Koalisi Milenial Inklusif

Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Menjelang Pemilu Bagi Koalisi Milenial Inklusif

Salam inklusi, YPPM Maluku berkolaborasi bersama Bawaslu Provinsi Maluku melalui program Democratic Resilience mengadakan Pelatihan Peningkatan Partisipasi Pemuda Menjelang Pemilu Bagi Koalisi Milenial Inklusif.

Namun, tidak terbatas pada koalisi orang muda DemRes saja, tetapi juga OKP dan komunitas orang muda lainnya di Kota Ambon. Fokus kegiatan ini adalah bagaimana orang muda memahami peran mereka dalam mengawal pemilu dan lebih aware terhadap pelanggaran yang potensial terjadi dan merupakan upaya mencegah terjadinya regresi demokrasi. Harapan kami, koalisi orang muda ini semakin solid dan kuat sebagai agen2 demokrasi di Kota Ambon dan Maluku. SALAM AWAS.!!!
#theasiafoundation
#bawaslu
#dfat
#demres
#yppmmaluku