082311771819 yppm.maluku@gmail.com

KPU Malteng Apresiasi Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Jelang Pemilu oleh YPPM Maluku

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku Tengah merespon positif kegiatan Pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Jelang Pemilu Bagi Koalisi Pamahannusa yang diselenggarakan oleh Yayasan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (YPPM) Maluku bekerja sama dengan The Asia Foundation di Cafe Wakupo, Jumat (11/08/2023).

Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (SDM) KPU Malteng, Harold Pattiasina, menyampaikan bahwa KPU Malteng mengapresiasi kegiatan yg dilakukan oleh YPPM Maluku ini. “Bahwa penting menjaga mindset orang muda terkait dengan kepemiluan agar orang muda tetap berperan aktif dalam menyukseskan agenda Pemilu 2024,” ungkap Pattiasina saat memberikan materi pada kegiatan tersebut.
Dikatakan, peran pemuda dalam pelaksanaan Pemilu 2024 memiliki dampak signifikan, sebagai ikhtiar mengisi proses demokratisasi di Indonesia, agar menjadi sistem politik semakin terkonsolidasi dengan baik, serta melahirkan kultur politik beradab, beretika, dan berintegritas tinggi.
Pattiasina menyampaikan pemilih pada Pemilu 2024 didominasi oleh pemilih muda yang berusia 17-40 tahun.
“Jumlah pemilih muda sekitar 107 juta orang atau 53-55 persen dari total jumlah pemilih,” ungkap Pattiasina.
Menurutnya, banyak peran yang bisa diambil anak muda saat pesta demokrasi 2024 berlangsung diantaranya mengawal agenda reformasi dengan berkontribusi pada penguatan demokratisasi khususnya proses Pemilu termasuk menolak gangguan seperti berita hoax, kampanye SARA maupun diskriminasi terhadap kelompok rentan.
“Generasi muda juga bisa membuat gerakan moral anti politik uang pada saat pemilihan berlangsung serta mengontrol performa pemerintah agar sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat,” tutur Pattiasina.
Dalam kesempatan tersebut, Pattiasina juga menyampaikan KPU Malteng dan YPPM Maluku telah berkolaborasi dalam menyukseskan program Democratic Resilience di Malteng. ” Salah satunya adalah komitmen melibatkan teman-teman Disabilitas sebagai penyelenggara Pemilu, dan pada Pemilu 2024 ada teman-teman dari Forum Disabilitas Malteng yang menjadi Ketua (Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan anggota PPS,” ungkap alumnus Universitas Pattimura ini.

Pattiasina mengharapkan bahwa pemuda sebagai garda terdepan bangsa agar menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya. “Tingkatkan kualitas diri, gunakan media sosial dan internet dengan bijak, terbuka dengan pengalaman baru dan jadilah pemilih yang cerdas, mandiri dan rasional,” ungkap Pattiasina.

Field Staff Program Demres Masohi, Eda Sanaky menjelaskan YPPM Maluku memandang penting untuk memperluas level kesadaran masyarakat dalam memahami narasi pembangunan yang inklusif. Dikatakan
eukasi dan advokasi kepada masyarakat terus dilakukan dengan melakukan kolaborasi bersama berbagai pihak pemangku kepentingan yang fokus pada pelibatan orang muda.
Sanaky menyampaikan momentum pemilu 2019 telah memberi pelajaran kepada kita bahwa masyarakat kita masih belum sepenuhnya dewasa dalam berdemokrasi. “Adanya istilah cebong dan kampret adalah bukti bahwa masyarakat terbelah menjadi dua kelompok yang mengakibatkan konflik horizontal yang cukup panjang,” ungkap Sanaky.
Dikatakan praktek demokrasi kita juga belum sepenuhnya ideal, politik sejauh ini hanya berkutat pada bagaimana mempertahankan atau merebutkan kekuasaan dan belum sampai pada level bagaimana berkuasa untuk mencapai kebaikan umum.
Sanaky menjelaskan, pemuda yang dalam hal ini adalah kelompok yang dianggap menjadi penyambung lidah antara elit dengan masyarakat. Menurutnya pemuda bisa menjadi kelompok yang mengkampanyekan pemilu tanpa praktek jual beli suara, atau menjaga media sosial dari konten yang memecah belah.
“Dari Pelatihan ini, ada beberapa komitmen yang kami hasilkan diantaranya mengawal dan mengawasi pemilu agar terhindar dari kecurangan, dalam ekosistem digital kami akan meminimalisir konten-konten negatif di dunia digital, saat pemilihan berlangsung pemuda juga bisa memastikan apakah para penyandang disabilitas dan para lansia terfasilitasi dengan baik saat menggunakan hak pilihnya,” tutup Sanaky.