082311771819 yppm.maluku@gmail.com

Deskripsi Foto: Remaja Sektor Zaitun mengkampanyekan bahaya hoaks lewat buletin dalam Pekan Kreativitas Anak dan Remaja Jemaat GPM Soya, Klasis Pulau Ambon (29/06).
© SMTPI Sektor Zaitun Jesoya

 

Ambon, JW – “Mudah dimanipulasi untuk kepentingan orang lain adalah akibat dari terganggunya akal sehat karena penyebaran berita bohong. Dengan derasnya pertukaran informasi di internet dan sosial media, setiap orang merupakan target yang rentan terhadap bahaya hoaks. Penting bagi remaja untuk belajar dan menyuarakan isu ini”.

Kutipan di atas disampaikan oleh Rakhel Nanlohy, Rabu, 20 Juli 2022 lalu. Remaja 13 tahun yang tergabung dalam Sekolah Minggu Tunas Pekabaran Injil (SMTPI) Sektor Zaitun Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Soya, itu bersamabteman-teman sebayanya menunjukkan ketertarikan terhadap literasi digital dengan memproduksi buletin.

“Belajar literasi digital sangatlah penting agar kita tetap waspada. Kita harus cekatan dan jangan mudah dapat parlente (tipuan) yang nantinya akan merugikan diri kita maupun data-data pribadi yang kita miliki,” tambahnya.

Buletin yang dibuat oleh kelompok remaja ini bertujuan untuk menginformasikan fenomena internet, bahaya hoaks, dan keamanan di dunia digital. Buletin bertajuk “Tabaos Tuhan Paling Bae (Baik)” itu ditampilkan dan dipresentasikan dalam acara Pekan Kreativitas Anak dan Remaja pada 29 Juni lalu, di hadapan seluruh jemaat dan disiarkan secara langsung melalui sosial media Sub Komisi Anak dan Remaja (SKAR) Jemaat GPM Soya.

Dalam kesempatan wawancara yang sama, Ketua Remaja SMTPI Zaitun, Aldo Maitimu (14) menyampaikan pendapatnya bahwa dalam berinternet remaja harus menimbang baik-buruk penggunaannya.

“Hoaks banyak beredar di grup-grup Whatsapp. Misalnya hoaks penawaran uang dan hadiah-hadiah yang menarik. Ada juga undian handphone dan giveaway dalam bentuk link yang mencurigakan. Tak sedikit dengan tujuan sosial. Lewat buletin ini kami ingin menyuarakan bahwa hoaks sangatlah merugikan,” ujar Maitimu.

Pembuatan buletin sebagai media kampanye remaja Zaitun ini melewati proses demi proses bersama para pengasuh sebagai pembina. Buletin yang terbit 4 halaman ini memuat rubrik berita, artikel tips dan trik, profil dan opini remaja, komik, serta karya seni lainnya.

SKAR mengapresiasi remaja Zaitun dalam upaya menyuarakan bahaya hoaks dan mengangkat topik literasi digital di dalam buletinnya. Wakil Ketua SKAR, Mima Tomasila sepaham bahwa banyaknya informasi di internet, harus diimbangi dengan kemampuan memilah yang baik dan bermakna.

“Pekan Kreativitas merupakan wadah bagi anak dan remaja GPM untuk melatih kemampuan mereka dalam berkarya. Remaja Zaitun yang mengangkat isu edukasi hoaks dan literasi digital dalam buletinnya merupakan hal yang sangat positif. Mereka mengajak teman-teman khususnya remaja untuk memilih yang terbaik bagi masa depan mereka,” imbuhnya.

Sebelumnya SMTPI Sektor Zaitun berkolaborasi dengan Mafindo Maluku untuk menyelenggarakan Sharing Session Literasi Digital menjelang paskah, 16 April lalu. Mereka (remaja Sektor Zaitun) diajarkan apa itu hoaks, dampak dan ciri hoaks, serta bagaimana periksa fakta dan pentingnya berpikir kritis.

Gereja sebagai elemen penting di masyarakat harus berperan aktif untuk menciptakan generasi tangguh dalam menghadapi tantangan kedepan. Hal ini disampaikan oleh Barends Unwakoly (24), Ketua Pengasuh SMTPI Sektor Zaitun.

Ia percaya melalui literasi digital, anak dan remaja akan diberikan tameng dalam menerima informasi yang beredar.

“Literasi digital penting. Banyaknya berita bohong yang beredar dapat memengaruhi cara anak-anak berpikir apalagi yang menyangkut politik dan SARA.

Mereka ada dalam tahap belajar dan berhak atas informasi yang benar. Untuk itu SMTPI sebagai wadah organisasi berfungsi menyiapkan penerus tongkat estafet gereja yang tangguh dan pemimpin masa depan yang tidak gampangan,” serunya.

Upaya kampanye ini sangat didukung oleh pihak orang tua. Mona Likumahwa menekankan akan pentingnya antisipasi bahaya berita bohong sejak dini di era yang serba internet apalagi remaja yang aktif dalam menggunakan media sosial.

“Dengan upaya edukasi hoaks, remaja dapat mengerti dan tidak sembarang menerima sebuah informasi. Sebagai orang tua kami sangat bersyukur karena semangat anak-anak. Mereka tidak saja menerima, tetapi aktif dalam mengkampanyekannya,” tuturnya penuh pengharapan.

Respon baik dan apresiasi berdatangan dari berbagai pihak atas upaya yang dilakukan remaja Zaitun untuk menyuarakan bahaya hoaks dan literasi digital.

Banyak yang mengajak untuk melakukan kegiatan koinonia atau kolaborasi kedepan. Buletin kini menjadi agenda rutin pengembangan kreativitas remaja dengan semangat yang membara untuk pemberdayaan.

Penulis : Harry Wellsy Bakarbessy (JW Ambon)